Alkisah seorang guru ingin
menguji muridnya dan memerintahkannya untuk mencari sebuah kayu ditengah hutan.
Guru memerintahkan muridnya untuk mencari kayu dengan syarat membawa hanya satu
saja kayu terbaik yang ia temukan sepanjang perjalanan menyusuri hutan dan
tidak boleh kembali untuk mengambil kayu sebelumnya. Muridpun segera berangkat
setelah menerima perintah dari sang guru tersebut. Ketika baru memasuki hutan,
ia langsung menemukan sebuah kayu yang cukup terang warnanya, berukuran sedang
dan kokoh. Ia pun membawa kayu tersebut dan merasa telah menemukan kayu terbaik
untuk diserahkan kepada gurunya. Setelah berjalan beberapa puluh meter,
ternyata ia menemukan kayu yang lebih baik, yang lebih terang kecoklatan, lebih
kokoh, ukurannya sangat pas utuk dibawa kepada gurunya. Sehingga ia membuang
kayu sebelumnya dan membawa kayu yang baru ia temukan tersebut.
Sang murid menikmati perjalanan
menyusuri hutan yang hijau nan sejuk udaranya di lengkapi dengan kicauan burung
yang merdu bersautan. Setelah berjalan beberapa kilo meter, ternyata ia
menemukan kayu yang lebih bagus lagi, yang Mengkilat warnanya, yang kuat
teksturnya, berukuran sedang namun sedikit benkok. Iapun memutuskan untuk mengambil
kayu yang barusan ia temui saja dan meninggalkan kayu sebelumnya. Hal ini pun
terjadi berulang-ulang sepanjang perjalanan menyusuri hutan dimana ia menemukan
kayu yang lebih lurus namun berukran terlalu besar, yang berukuran pas namun
tidak mengkilat dan seterusnya. Hingga sang muridpun hampir sampai dipenghujung
hutan namun kayu yaang ia pegang ternyata hanyalah kayu yang kusam, berukuran
kecil dan bentuknya tiduk lurus, serta sangat rapuh. Muncul perasaan dalam
dirinya ingin kembali kehutan dan mengambil kayu sebelumnya yang lebih baik
dari kayu yang ada ditrangannya. Akan tetapi seperti yang dikatakan gurunya
bahwa ia tidak boleh kembali untuk mengambil kayu sebelumnya. Ia pun sangat
menyesal dan terpaksa menunjukkan kayu yang kecil, bengkok, kusam dan rapuh tersebut kepada
gurunya.
Gurupun menjelaskan kepada muridnya bahwa itulah sifat manusia. Ia sangat jarang sekali bersyukur atas apa yang sudah ia memiliki, hingga manusia tidak pernah puas dan ingin mencari yang lebih baik dan lebih baik lagi. Namun pada akhirnya yang ia dapat bukanlah yang lebih baik, namun sebuah penyesalan karna tidak pernah bersyukur akan sesuatu yang sudah ia miliki sebelumnya. Begitu juga halnya dalam mencari pasangan hidup, dimana kebanyakan manusia tidak pernah bersyukur atas apa yang sudah datang hari ini, hingga ia ingin mencari yang lebih baik lagi dan lebih baik lagi dengan meninggalkan yang sudah datang saat ini, tanpa disadari umurpun semakin menua dan akhirnya tinggal penyesalan karna tidak sesegera mungkin melaksanakan salah satu perintah untuk beribadah saat sudah memiliki kesiapan .